Judulnya doank kok yang berat. Isinya santai. Di tulisan saya yang pertama setelah setangah tahun kagak diapa-apain blog ini, saya akan membuat resensi sebuah tetralogi yang ditulis oleh Tasaro GK dengan latar belakang cerita jaman Rasulullah-Khalifatur Rasyidin yang terakhir. Btw, tulisan ini spoiler.
Buku pertama, sang Penggenggam Hujan
Buku ini mulai dengan adegan Perang Uhud di satu sisi. Dan adegan dimana Kashva (tokoh fiktif untuk menyantaikan narasi dalam tetralogy ini) yang seorang “calon sarjana agama” Persia yang harus melarikan diri karena dikejar oleh Khosrau. Alasannya karena Kashva mengumandangkan pemurnian ajaran Zarathustra (Zoroteisme / Majusi). Dalam ceritanya, diceritakan bahwa pada Zarathustra sejatinya merupakan ajaran menyembah Tuhan yang Esa, dan juga disebutkan bahwa suatu hari nanti akan datang seorang juru selamat, sang Penggenggam Hujan. Kashva juga berkorespondensi dengan Elyas yang seorang Nasrani juga seorang biksu bernama Tashidelek. Mereka berdialog tentang sang Penggemgam Hujan yang kabarnya sudah muncul di tanah arab baduy. Sebuah tempat yang sangat jauh dari pusat peradaban di jamannya. Terdapat juga alur mundur yang bercerita tentang bagaimana perang badar terjadi serta beberapa kejadian nabawi yang pernting. Buku ini berakhir pada cerita Pembebasan Kota Mekah.
Dari sisi Kashva sendiri juga bercerita mengenai petualangannya melakukan pelarian ditemani oleh Mahsya, Vakhshur dan Xerxes. Juga bercerita tentang cinta segitiga antara dirinya, Astu dan Parkhida. Mahsya sendiri merupakan kakak dari Astu dan Xerxes adalah anak dari Astu dan Parkhida. Sementara Vakhshur adalah anak dari kolega Astu yang dikunjungi Kashva dalam pelariannya. Kisah cinta disini Astu dan Kashva punya daya tarik tersendiri dalam kisah ini.
Buku kedua, Sang Pengeja Hujan
Buku ini diawali tentang bagaimana kepribadian Abu Bakar yang tidak pernah menyembah berhala. Masa lalu dan perkembangan pribadinya. Alur maju dimulai saat setelah terjadinya pembebasan kota Mekah. Terdapat juga kisah bagaimana Rasulullah wafat. Buku ini juga menggambarkan bagaimana perbedaan pendapat antara Abu Bakar dan Fatimah. Pun menceritakan bagaimana Abu Sufyan sempat membujuk Ali untuk memberontak. Tapi sebagian besar bercerita tentang bagaimana pemerintahan di masa Abu Bakar. Bagaimana Abu Bakar memerangi para nabi palsu serta orang-orang yang menolak membayar zakat. Buku ini diakhiri dengan meninggalnya Abu Bakar dan terpilihnya Umar sebagai khalifah selanjutnya.
Di sisi Kashva sendiri menurut saya terjadi kisah-kisah yang agak berputar-putar. Yang menarik adalah pada buku ini juga terdapat bagaimana gejolak di Persia dan kemunduran salah satu pusat peradaban dunia tersebut serta bagaimana peran Astu di dalamnya. Akhirnya pun diketahui bahwa Elyas dan Biksu Tashidelek itu sebenarnya tidak ada. Mereka hanya pecahan pribadi Kashva.
Buku ketiga, Sang Pewaris Hujan
Dalam buku ini diceritakan bagaimana masa pemerintahan Umar. Bagaimana Umar melakukan ekspansi keberbagai wilayah. Termasuk pembebasan Persia, negeri asal Kashva yang sudah sedemikian lemah. Mungkin karena bercerita tentang Umar, jadi somehow ceritanya jadi garang-garang gimana… githu….
Sementara itu Kashva terpisah dari Vakhshur dan Xerxes. Mahsya sendiri mati karena tertangkap oleh tantara Persia. Kashva akhirnya sampai di Madinah. Tapi… somehow dia malah tidak mempelajari ajaran sang penggenggam hujan padahal karena itulah dia melakukan semua petualangan ini. Kashva sendiri bergaul dengan orang-orang non Muslim yang masih ada di Madinah ketika itu. Karena banyaknya penaklukan maka semakin banyak pula budak imigran yang dimiliki oleh kaum muslim sebagai harta rampasan perang. Tergambar jelas bagaimana dendam para budak Persia ini. Bibit syiah pun menjadi masuk akal dikemudian hari. Kashva sendiri akhirnya lupa ingatan akibat percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh mereka. Kahsva lupa ingatan dan malah mengingat bahwa dirinya adalah Elyas yang beragama nasrani. Pada pembebasan Al-Quds, Elyas punya peran tersendiri disini. Hingga pada akhirnya dia bertemu dengan seorang tentara muslim yang bernama Muhammad.
Buku keempat, Para Penggema Hujan
Buku ini bercerita tentang masa kekhalifanan Utsman-Ali. Masa-masa ini dipenuhi oleh kekacauan. Fitnah. Perbedaan pendapat. Pemberontakan. Dan perang antar umat muslim sendiri. Banyak hal yang harus dibaca sendiri dalam buku insi, karena terlalu sakit untuk menceritakan dan menuliskannya kembali.
Kini Kashva atau Elyas tidak lagi mendominasi. Kini lebih banyak bercerita tentang Vakhshur dan Astu. Bagaimana mereka berusaha mencegah pembunuhan terhadap Utsman meski gagal. Ada tokoh baru bernama Abdul Syahid. Orang ini banyak berperan cukup penting dalam perang unta dan perang shiffin. Bagaimana Thalhah dan Zubair khilaf memanfaatkan Aisyah. Bagaimana Amr bin Ash seorang politikus yang sangat handal. Banyak membuka mata saya tentang bagaimana manusiawinya para sahabat nabi ini. Dan mengingatkan saya bahwa Nabi memang pribadi yang begitu agung. Yah… intinya baca aja sendiri. Terlalu menyakitkan menuliskan semua fitnah-fitnah yang ada pada masa itu.
Akhirnya…. Para tokoh fiktif berkumpul. Abdul Syahid ternyata adalah Kashva. Dan terjalin lagilah kisah cinta yang tertunda puluhan tahun antara Kahsva dan Astu.
Perang pengaruh dan kekuasaan antara Ali dan Muawiyah sedemikian alotnya. Seakan ada dua matahari. Akhir cerita Ali terbunuh, tentu bukan oleh Muawiyah tapi oleh pemberontak, rakyatnya sendiri. Kekuasaan pun berpindah pada Muawiyah. Xerxes adalah staf ahli Muawiyah.