Cantik Itu Luka

Analisis isi buku Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan yang terbit pertama kali pada tahun 2002 dapat dibagi menjadi tentang penokohan karakter itu sendiri dan juga tentang latar dari cerita. Banyak tokoh yang ada dalam alur cerita tersebut. Namun, penokohan Dewi Ayu, 4 anak-anaknya serta para lelaki yang ada dalam lingkaran mereka adalah yang paling dominan.

Dewi Ayu adalah seorang perempuan yang sadar akan pilihan yang secara rasional bisa dipilihnya dan memilih pilihannya secara sadar. Dewi Ayu memiliki empat anak, yaitu Alamanda, Adinda, Maya Dewi dan Cantik. Alamanda adalah seorang perempuan yang menyadari kalau dirinya memiliki kecantikan. Dan dia tahu bahwa kecantikannya dapat melumpuhkan laki-laki bahkan mengendalikan laki-laki. Alamanda dikemudian hari akan menikah dengan Shodanco meski sebelumnya dia adalah kekasih dari Kamared Kliwon. Shodanco adalah pria yang mengganggap perempuan tidak memiliki kuasa terhadap dirinya sendiri seperti barang yang tidak memiliki pikiran dan perasaan. Sedangkan Kamared Kliwon merupakan seorang laki-laki yang melankolis dan setia. Dia bahkan setia pada sesuatu yang sebenarnya dia tahu tidak mungkin lagi bisa dimiliki. Sebagaimana cara dia setia pada rasa cintanya kepada Alamanda dan rasa percayanya kepada koran. Dia tetap mencintai Alamanda meski sudah menjadi istri Shodanco, dia tetap menunggu koran meski semua orang sudah memberi tahunya bahwa koran tidak akan datang karena kantor redaksinya sudah diduduki oleh tentara. Kamared Kliwon pada akhirnya menikahi adik dari Alamanda yang bernama Adinda. Adinda merupakan sosok perempuan yang tulus dan setia. Dia menemani Kamared Kliwon ketika sedang terpuruk akibat kegagalan cintanya dengan Alamanda, kegagalan pergerakan komunis, serta ketika dia harus diasingkan di Pulau Buru. Bahkan dia rela dikhianati suaminya sendiri yang berselingkuh dengan kakaknya, asalkan itu membuat suaminya bahagia. Maya Dewi adalah perempuan penurut yang dikawinkan oleh ibunya pada seseorang yang menurutnya baik pada usia yang muda. Lalu tumbuh menjadi seorang istri dan ibu seperti yang diharapkan oleh lingkungan sosial pada umumnya. Maya Dewi dinikahkan oleh Dewi Ayu dengan Maman Gendeng yang saat itu adalah kekasihnya. Maman Gendeng adalah pria menakluk yang menganggap perempuan sebagai sebuah teritori yang perlu untuk ditaklukan, dikuasai dan dikendalikan. Anak ke empat Dewi Ayu, Si Cantik, dilahirkan Dewi Ayu entah dari pria hidung belang di Halimunda yang mana. Dia adalah satu-satunya anak Dewi Ayu yang buruk rupa. Ibunya berdoa agar dia buruk rupa supaya dia tidak menjadi incaran laki-laki untuk di eksploitasi. Tapi kenyataannya laki-laki tetap ada yang menginginkannya. Karena bagi lelaki, tak ada banyak berbeda antara cantik dan buruk rupa, asal dapat menjadi tempat pelampiasan.

Para Cucu dari Dewi Ayu punya ceritanya sendiri. Ada Nurul Aini yang merupakan anak dari Shodanco dan Alamanda. Nurul Aini adalah perempuan yang merasa mampu melindungi sesuatu yang diluar kuasanya. Dia pun akhirnya mati setelah frustasi dalam kesadarannya bahwa dia tidak mampu. Rengganis yang merupakan anak dari Maya Dewi dan Maman Gendeng adalah seorang perempuan yang manipulatif. Dia menjadikan kecantikannya sebagai senjata agar orang-orang jatuh ke pelukannya. Namun, pada akhirnya dia dikelabui oleh seekor anjing yang berjanji hendak menikahinya bila dia hamil. Anjing tersebut adalah sepupunya sendiri, anak dari Adinda dan Kamared Kliwon bernama Krisan. Krisan adalah seekor anjing tanpa ekor yang pengecut. Dia tidak berani mengungkapkan cintanya, tidak berani bertanggung jawab akan perbuatannya, serta tidak menepati janji yang telah diucapkan. Semua perlakuan Krisan kepada Rengganis dibalas oleh seorang lelaki bernama Kinkin. Kinkin adalah seorang laki-laki yang terobsesi terhadap Rengganis. Dia rela mengakui perbuatan yang tidak pernah dia lakukan. DIa mengaku telah memperkosa rengganis, padahal dia sangat mencintainya, dan orang yang mencintai tidak mungkin memperkosa orang yang dicintainya. Akhirnya pun dia yang membunuh Krisan demi membalaskan kematian perempuan yang sangat dicintainya, Rengganis si Cantik.

Selain itu, latar cerita dalam Cantik itu Luka juga banyak menunjukan beberapa latar sejarah. Misalnya tentang awal mula sistem pergundikan adalah karena para orang Belanda yang bekerja di Hindia Belanda ini enggan datang ke prostitusi yang telah tercemar oleh wabah sipilis. Maka para gundik ini semacam dijadikan pelacur ekslusif untuk satu orang Belanda. Jenjang karir seorang prostitut digambarkan bagaimana perjalanan Mama Kalong dalam membangun kerajaan “bisnisnya”. Awalnya dia hanya merayu para tantara yang kesepian untuk “memakai”nya, agar dia dapat memenuhi kebutuhannya. Ternyata permintaan meningkat dan dia tidak sanggup melayani, sehingga dia merekrut perempuan lain untuk melakukan pekerjaan yang sama dengannya. Sampai akhirnya dia tidak perlu melakukan “pekerjaan”nya karena dia punya banyak anak buah yang mau melakukannya dibawah pengayomannya.

Cantik itu Luka juga menyajikan bagaimana proses revolusi kemerdekaan dari kaca mata rakyat sipil jelata. Sejak jaman Belanda, pendudukan Jepang, perang gerilya antara pribumi melawan tentara KNIL hingga pergantian penguasa pribumi, di mata rakyat jelata hanyalah pergantian orang yang berkuasa. Karena perilaku mereka tidak berbeda satu sama lain. Sama-sama hanya ingin berkuasa tanpa ada pengelolaan yang menjadikan mereka memiliki taraf hidup yang lebih baik. Hal ini digambarkan dengan bagaimana asal usul Dewi Ayu pun merupakan jejak perbudakan Belanda, lalu ketika dia menjadi pelacur, baik orang Jepang, gerilyawan pribumi maupun tentara KNIL sama-sama melakukan eksploitasi terhadap tubuhya. Bahkan ketika telah merdeka, “saudara sebangsa”nya pun masih berkompetisi untuk mengeksploitasi tubuhnya. Ternyata prosesnya berbeda dalam kaca mata militer. Digambarkan bagaimana sebenarnya Indonesia tidak merdeka secara serempak pada tanggal 17 Agustus 1945. Karena masih banyaknya orang Jepang yang merasa berkuasa setelah tanggal itu. Selain itu juga digambarkan bagaimana lika-liku perjalanan terbentuknya militer Indonesia. Dari mulai berganti-ganti nama sampai bagaimana mereka (tentara PETA) melawan tentara Jepang dan tentara NICA. Sementara itu tentara KNIL lebih berpihak pada NICA.

Perilaku premanisme juga dibahas di dalam buku ini. Perilaku ini dimulai dari kecurigaan masyarakat yang membuat orang-orang tertentu tidak dapat mengembangkan potensinya. Serta akhirnya mewujudkan kecurigaan itu sendiri. Perilaku ini tidak akan berakhir. Karena ketika ada yang menaklukan seorang preman, maka orang tersebut akan menjadi preman yang baru.

Tidak hanya itu, buku ini juga menceritakan bagaimana pengaruh komunisme di akar rumpun merupakan buah dari aktivisme kader-kader komunis yang selalu bersama rakyat ketika rakyat diperlakukan sewenang-wenang oleh penguasa yang sedang berkuasa. Karena kedekatan para kadernya dengan rakyat, mereka sampai mampu memaksa sekolah untuk mengajarkan lagu Internationale dan memasang foto tokoh komunis sejajar dengan pahlawan nasional. Setelah terjadi G30SPKI kader-kader komunis yang ada di akar rumpun dipersiapkan untuk melawan. Namun, negara bersama tentara hendak menghabisi komunis sampai ke akar rumpun. Mengeksekusi kader-kader komunis sampai ke akar rumpun. Setelah kejadian G30SPKI banyak orang dihantui oleh komunis. Sesuatu yang sudah mati, tapi begitu memberikan ketakutan yang luar biasa bagi yang hidup. Semua kejahatan yang ada akan dikaitkan dengan komunisme.

Tinggalkan komentar